Konsep
matematika anak usia dini hingga sekolah menengah berdasarkan The National
Council Teachers of Mathematics (NCTM) tahun 2000 terdapat lima konsep yang
dipelajari oleh anak, yaitu: bilangan dan operasi bilangan, aljabar, geometri,
pengukuran, analisis data serta probabilitas (Henniger, 2009).
Sebelum
anak mempelajari konsep matematika tersebut, anak perlu untuk diberikan
pengalaman matematika permulaan yaitu mencocokan, korespondensi satu – satu,
klasifikasi, membandingkan, mengurutkan atau seriasi. Pengalaman matematika
permulaan ini merupakan keterampilan dasar dalam untuk memahami konsep
matematika selanjutnya.
1)
Konsep Matematika Permulaan
a)
Mencocokan (Matching)
Keterampilan
mencocokan merupakan konsep dari korespondensi satu – satu dan mencocokan juga
konsep dasar dari berhitung. Misalnya pada konsep ini anak belajar untuk
mengamati dan mengungkapkan lebih banyak dan lebih sedikit. Kegiatan mencocokan
dapat dimulai dengan mencari perbedaan, persamaan, hingga konsep lebih banyak
dan lebih sedikit.
b)
Mengelompokan (Classification)
Pada
masa usia dini anak mengembangkan kemampuan untuk mengelompokan benda
berdasarkan ciri – ciri tertentu. Piaget (1964) menyatakan bahwa anak dapat
mengelompokan benda dimulai berdasarkan warna, bentuk, dan kemudian ukuran
(Papalia & Olds, 2008). Kemampuan anak untuk melakukan klasifikasi
merupakan kemampuan dasar untuk memahami nilai tempat pada bilangan, misalnya
konsep puluhan dan satuan bilangan 25 terdiri atas dua puluhan dan lima satuan
(Henniger, 2009).
c)
Mengurutkan atau seriasi
Mengurutkan
atau seriasi melibatkan kemampuan untuk menempatkan dua benda atau lebih ke
dalam tata urutan tertentu, dari yang sederhana misalnya berdasarkan ukuran
besar hingga kecil, ketinggian tinggi hingga rendah, ketebalan tebal hingga
tipis hingga yang memerlukan ketelitian seperti warna gelap hingga terang,
tekstur kasar hingga halus, posisi terdekat hingga terjauh, kapasitas isi dari
banyak hingga sedikit, dan mengurutkan bilangan ordinal seperti pertama, kedua,
ketiga, dan seterusnya. Ada dua jenis pengurutan yaitu pengurutan 1 – 1, dan
pengurutan 2 – 2 (set) yang disebut dengan dobel seriasi (double seriation)
2)
Konsep Bilangan
a)
Pemahaman Bilangan (Number Sense)
Berdasarkan
pernyataan NCTM (2000) kemampuan pemahaman bilangan atau berhitung dan mengenal
angka meliputi kemampuan untuk memahami bilangan, menghubungkan bilangan dengan
angka, dan sistem urutan bilangan. Anak juga diharapkan memahami arti dari
operasi bilangan dan hubungan antar bilangan, serta mampu untuk membilang dan
membuat perkiraan.
Menurut
Piaget ada 2 cara mengajarkan berhitung pada anak, yaitu berhitung berurutan
secara ordinal (count in sequence) dan berhitung berdasarkan nilai
bilangan atau kardinal (count in the set of number).
(1)
Count in sequence 1 2 34 5 6
(2)
Count in sets of number
Cara
ke 2 lebih mudah dipahami anak, karena dua adalah 1 lebih, tiga adalah 2 lebih
1. Empat artinya 3 lebih 1. Lima artinya 4 lebih 1, dan seterusnya. Awalnya
ajarkan anak menghitung secara berurutan, misalnya diri kiri ke kanan, atau
dari atas ke bawah. Setelah itu baru diajarkan dengan cara acak, yang memiliki
kesulitan lebih tinggi. Anak perlu menguasai arah membaca dengan baik dari kiri
ke kana dari atas ke bawah.
Dalam
mengembangkan kemampuan pemahaman bilangan, anak akan melewati proses memahami
konsep:
(1) Lebih atau kurang
(more or less);
(2) Menghitung/cardinalitas:
menghafal hitungan, hubungan 1 – 1, menghitung secara berurutan, menghitung
dalam sejumlah benda, urutan bilangan, perkiraan (estimasi);
(3) Pengaturan spasial;
(4) Lebih 1, lebih 2,
kurang 1, kurang 2;
(5) Benchmark 5 dan 10;
(6) perkiraan jumlah;
(7)
bagian
dari keseluruhan (part – part whole): Konsep bagian dari keseluruhan, yaitu
pemahaman bahwa suatu set bilangan terdiri atas beberapa sub set bilangan,
misalnya bilangan 5 dapat terdiri atas 1+4, 2+3, 3+2, 4+1 atau 1+2+2, 1+3+1,
dan seterusnya.
b)
Aritmatika
Kegiatan
aritmatika merupakan kegiatan yang kaya akan pemecahan masalah. Untuk
memecahkan suatu masalah merupakan proses untuk menemukan jawaban yang tepat
dengan menggunakan berbagai cara.
Polya
(1962) menyatakan bahwa terdapat empat langkah untuk memecahkan masalah, yaitu;
memahami masalah, membuat perencanaan untuk memecahkan masalah, melaksanakan
rencana, dan lakukan pemeriksaan ulang (Smith, 2009).
(1)
Penjumlahan dan pengurangan
Penjumlahan
merupakan operasi biner atau melibatkan dua bilangan (binary operation) yang
digabungkan agar menjadi satu satuan bilangan. Operasi penjumlahan bilangan
yaitu; kumulatif, asosiatif, transitif, dan elemen identitas.
Operasi
Penjumlahan Keterangan Elemen Identitas 1+0 = 1 Atau jika saya memiliki 1 buah
mangga ditambah nol buah mangga, maka saya hanya Operasi Penjumlahan Keterangan
punya 1 buah mangga Penjumlahan Komutatif 8+5 =13 sama dengan 5+8=13
Penjumlahan asosiatif 6+8 = 6+6+2 = 14 Penjumlahan transitif Untuk mendapatkan
jumlah 6, maka dapat diperoleh dari penjumlahan 1+5, 2+4, 3+3, dst.
(2)
Perkalian dan pembagian
Perkalian
merupakan operasi yang digunakan untuk menemukan hasil dari dua faktor yang
telah diketahui sebelumnya, faktor x faktor = hasil. Sedangkan pembagian
digunakan pada saat keseluruhan hasil dan satu faktor. Hasil : pembagi (faktor)
= faktor
(3)
Nilai tempat
Nilai
tempat yang biasa dikenal yaitu bernilai sepuluh (based ten system). Terdapat
empat jenis based ten system, sebagai berikut: sistem yang menggunakan bilangan
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 0, angka nol digunakan sebagai penentu tempat;
kelipatan sepuluh sebagai sistem letak, misalnya 10, 100, 1000, 10000;
Algoritma.
3)
Aljabar Permulaan
Aljabar
permulaan mengarah pada hubungan antar jumlah dan bagaimana jumlah dapatberubah
dikarenakan adanya hubungan satu dengan lainnya.
a)
Pola (Patterning)
Pola
merupakan cara yang digunakan oleh anak untuk mengenal urutan untuk membuat
prediksi atau perkiraan mana yang muncul terlebih dahulu dan kemudian secara
berurutan. Fungsi anak mempelajari untuk membuat pola yaitu pertama untuk
mengenal pola urutan bilangan. Kedua yaitu mengajarkan kepada anak untuk
berpikir secara berurut sebagai bentuk dari kegiatan memecahkan masalah.
Mempelajari
pola dapat membantu anak untuk melihat dan menemukan pola hubungan, membuat
generalisasi, dan prediksi. Terdapat beberapa jenis pola, yaitu:
(1) Pola berulang
misalnya AB-AB-AB, AAB-AAB-AAB, ABC-ABC-ABC, dan seterusnya.
(2)
Pola
yang berkembang AB-ABB-ABBB-ABBBB.
(3)
Pola
hubungan, misalnya satu anak memiliki dua mata, dua anak ada empat mata, dst.
(4)
Pola
simetris
b)
Fungsi
Konsep
fungsi dibangun berasal dari data pada pola yang berkembang. Misalnya 1 mobil
memliki 4 roda, jika ada 4 empat mobil maka ada berapa roda?
4)
Analisis Data: Grafik dan Probabilitas
Berdasarkan
standar NCTM (2000) mengenai konsep grafik dan probabilitas, yaitu anak mampu
untuk membbuat pertanyaan berdasarkan data yaitu mampu untuk mengumpulkan,
menyusun, dan menunjukan data yang ada untuk menjawab berbagai pertanyaan
tersebut. Anak mampu untuk memilih dan menggunakan metode statiska yang tepat
untuk melakukan analisa data. Membangun dan memperbaiki perkiraan sebelumnya
berdasarkan data yang didapat. Memahami dan mampu menerapkan konsep dasar dari
probabilitas.
a)
Grafik
Grafik menyajikan
informasi numerasi secara visual. Terdapat beberapa bentik grafik, yaitu;
dengan menggunakan benda nyata, grafik batang, grafik pie atau lingkaran, dan
grafik garis. Grafik memiliki judul dan nama pada setiap bagiannya. Manfaat
penggunaan grafik bagi anak yaitu anak dapat melihat dan membandingkan
perbedaan dan persamaan, menuangkan perbendaan yang ada pada grafik dan membuat
keputusan, mendiskusi berbagai perkiraan, dan mengkomunikasikan hasil. Untuk
memahami konsep grafik seorang anak terlebih dahulu terampil dalam melakukan
korespondensi satu – satu, memahami konsep bilangan, dan anak perlu memahami
bahwa garis horizontal dan vertikal pada grafik sebagai titik utama.
b)
Probabilitas
Tujuan konsep
probabilitas dalam pembelajaran matematika anak usia dini yaitu anak diajak
berpikir untuk memperkirakan hasil. Kegiatan bermain yang dapat dilakukan
bersama anak dengan menggunakan benda nyata misalnya dengan menggunakan bermain
lempar koin, berapa kali kemungkinan akan muncul gambar tertentu dalam dua kali
lemparan.
5)
Geometri: Bentuk dan Ruang
NCTM
(1989) mendefinisikan kepekaan ruang (spaial sense) sebagai intuisi
seseorang terhadap ruang disekelilingnya dan benda yang ada disekitarnya. Untuk
mengembangkan kepekaan ruang, seorang anak harus memiliki pengalaman yang
mengarah pada hubungan geometri, yaitu arah, orientasi ruang dan sudut pandang
terhadap benda di dalam ruang, ukuran dan bentuk benda, serta bagaimana bentuk
dapat berubah yang dipengaruhi oleh perubahan ukuran.
a)
Ruang
Konsep
yang akan dikembangkan pada anak yaitu anak memahami posisi dan arah (atas,
bawah, luar, dalam, kiri, kanan, depan, belakang, jauh, dan dekat). Untuk
mengembangkan kemampuan pemahaman ruang, kegiatan bermain dapat dilaksanakan
didalam dan diluar ruang. Kegiatan didalam ruang sebaiknya tidak menggunakan
ruang yang sempit dan tidak terlalu banyak barang didalamnya. Kegiatan
pemahaman ruang dapat berupa bermain ular naga, balok, kucing dan tikus, gobaksodor
(galah asin), dan lain sebagainya.
b)
Bentuk
Tujuan
mempelajari konsep bentu yaitu agar anak dapat mengenali berbagai bentuk yang
di temui sehari hari, misalnya lingkaran pada jam dinding, persegi pada jendela
rumah, sehingga anak mampu membuat hubungan antara satu bentuk dengan bentuk
lainnya.
c)
Geometri
Tujuan
anak mempelajari geometri dari jenjang pra-sekolah hingga SD kelas rendah
yaitu:
(1)
Mengenal
bentuk
(2)
Memahami
bentuk
(3)
Mengenal
bentuk berdasarkan ciri – cirinya
(4)
Memahami
bentuk kurva tertutup dan terbuka
(5)
Mengenali
bentuk geometri yang bergerak
(6)
Memahami
bentuk simetri
(7)
Pemetaan
dengan menggunakan koordinat geometri
(8)
Luas
dan volume
(9)
Sudut
(konsep dasar)
d)
Pengukuran
Pengukuran
menggunakan nilai angka untuk mengukur benda fisik maupun non fisik.
e)
Pengukuran Fisik
(1)
Panjang
dan tinggi
(2)
Luas
area
(3)
Kapasitas
dan volume
(4)
Berat
dan massa
f)
Pengukuran Non-Fisik
(1)
Waktu
(2)
Suhu
(3)
Uang
0 Response to "Konsep Matematika Anak Usia Dini "
Post a Comment